Kenali garis sempadan bangunan (GSB) dan cara menghitungnya sebelum membangun rumah. Dengan mengetahui makna, pengertian dan penerapannya nanti, maka pembangunan rumah juga lebih berjalan lancar. Apalagi pembangunan rumah dengan GSB sudah ada peraturan legalnya.
Berikut 6 info penting untuk mengenal GSB dan bagaimana perhitungannya yang harus Anda ketahui.
Mengenal Garis Sempadan Bangunan Sebelum Membangun Rumah
- Definisi GSB
GSB adalah peraturan penetapan jarak bangunan dengan bangunan atau lahan lain. Jarak ini ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat. Setiap daerah memiliki ketentuan GSB yang berbeda-beda.
Di Indonesia, pengaturan mengenai GSB dimuat di dalam undang-undang. Oleh karena itu, jika Anda melanggar ketentuan GSB maka akan ada sanksi diberikan. Sangat penting bagi Anda untuk memahami dan mengenal GSB sebelum membangun rumah.
- Fungsi GSB
GSB memiliki fungsi untuk memberikan batas aman antar bangunan. Setiap rumah harus memiliki jarak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya jika rumah Anda menempel dengan rumah lainnya karena tidak mengikuti aturan GSB.
Jika terjadi kebakaran, maka rumah Anda pun bisa terkena dampaknya. Selain itu, GSB juga bisa berfungsi untuk tata ruang lingkungan agar terlihat rapi. Jika tak ada peraturan yang mengatur, maka tata letak lingkungan akan terlihat berantakan dan semrawut.
- Standar GSB
Standar penetapan GSB diatur oleh pemerintah setempat. Ketentuan garis sempadan bangunan yang dibuat di tiap daerah pasti berbeda-beda. Penetapan GSB yang berbeda-beda ini berdasarkan kepadatan penduduk di suatu daerah.
Namun, di Jakarta sendiri GSB untuk bangunan gedung tak boleh menempel dengan fondasi terluas. Harus ada jarak minimal 10 cm ke dalam dari batas bangunan. Sedangkan untuk perumahan, GSB yang ditetapkan berkisar dari 3 hingga 5 meter dari arah jalan.
- Syarat GSB
Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam penetapan GSB bangunan milik Anda. Mulai dari jarak antara batas dinding terluar yang tak boleh melebihi batas pekarangan. Selanjutnya, ada aturan mengenai jarak struktur dan fondasi bangunan.
Anda juga harus memperhatikan renovasi jarak renovasi bangunan. Khusus untuk rumah, jarak bebas ditentukan dari belakang rumah. Ada ukuran tertentu minimal jarak dari rumah yang dihitung dari setengah besarnya GSB.
- Contoh Penerapan
Contoh penerapan GSB pasti berbeda-beda. Namun, untuk mempermudah Anda bisa menggunakan aturan umum yang berlaku. Aturannya untuk rumah adalah 0,5 + 1 dari pinggir jalan ke bangunan rumah.
Misal lebar dari badan jalan adalah 10 meter, maka 5 meter ditambah 1 meter sama dengan 6 meter dari pinggir jalan. 6 meter ini adalah jarak dari pinggir jalan ke bangunan rumah Anda. Jika bangunan tak memenuhi aturan, maka surat IMB nantinya tak bisa dikeluarkan.
- Sanksi Pelanggaran GSB
GSB diatur di dalam undang-undang. Setiap yang melakukan pelanggaran pasti akan dikenakan sanksi sesuai hukum yang berlaku. Jika Anda melanggar ketentuan undang-undang maka sanksi paling umum yang bisa didapatkan adalah membayar denda.
Denda ini jumlahnya sebesar 10 persen dari nilai bangunan. Misal Anda sedang membangun rumah senilai 500 juta. Lalu Anda melakukan pelanggaran GSB. Nantinya akan dikenakan sanksi sebesar 50 juta.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami teknis posisi bangunan ketika akan membangun rumah. Anda bisa berkonsultasi mengenai hal ini dengan orang yang paham mengenai peraturan tersebut.
(Baca juga: Digital Properti adalah Cara Pemasaran Paling Efektif, Benarkah?)
Batas-batas Teknis Posisi Rumah dan Cara Menghitungnya
Setelah mengetahui apa itu garis sempadan bangunan, masih ada batas teknis lain yang harus diperhatikan ketika akan membangun rumah. Berikut kami rangkumkan batas teknis posisi rumah beserta cara menghitungnya:
- GSJ
GSJ adalah singkatan dari garis sempadan jalan. Ini mengatur batas pekarangan terdepan atau pagar yang didirikan. Untuk menghitung GSJ, Anda bisa mencari tahu mengenai aturan di daerah setempat.
Batas GSJ yang ditentukan di tiap daerah juga berbeda-beda. Namun umumnya GSJ berjarak 3-5 meter dari jalan. Hal ini dilakukan untuk mencegah rumah yang terlalu mepet ke jalan dan menimbulkan kemacetan.
- GJBS
GJBS adalah garis jarak bebas samping. Garis ini menentukan jarak antara rumah di bagian samping. Khusus untuk rumah yang memiliki paviliun, aturan yang berlaku adalah 2x dari jarak GSB dan juga GSJ.
- GBJB
GBJB adalah garis bebas jarak belakang. Ini menentukan batas antar dinding belakang rumah dengan batas pagar belakang. Umumnya jarak ini berkisar dari 2-3 meter. Rumah atau bangunan tidak boleh menempel dengan pagar belakang.
Hal ini dilakukan untuk menghindari rumah yang saling menempel. Jika antar rumah saling menempel, maka risiko yang ditimbulkan akan sangat besar. Oleh karena itu, pastikan Anda mengetahui hal ini sebelum membuat rumah.
- GSB
Secara singkat GSB ini mengatur batas dinding terdepan rumah pada sebidang tanah. Fungsi garis sempadan bangunan ini adalah untuk menghindari risiko bencana dan juga mengatur tata ruang.
Sebelum membangun rumah, pastikan Anda tahu ketentuan GSB di daerah setempat. Tanyakan pada kontraktor Anda mengenai hal ini. Biasanya mereka lebih paham terkait hal ini karena sudah terbiasa membangun rumah di daerah tersebut.
- Cara Menghitung GSB
Jika membangun rumah tanpa kontraktor, Anda bisa menghitung sendiri GSB sesuai dengan ketentuan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu aturan yang berlaku di daerah Anda. Jangan menggunakan aturan yang ada di daerah lain.
Hal ini karena di beberapa daerah, ada GSB yang nilainya 0. Secara umum, Anda bisa memberi batas GSB dengan jarak 5-6 meter dari pinggir jalan. Ini dihitung dari rumus 0,5 + 1 meter. Jika jalan lebarnya 12 meter, maka jarak yang bisa digunakan adalah 7 meter.
- Penetapan GSB dalam Perumahan
Di dalam perumahan biasanya GSB sudah ditetapkan dari pihak developer. Jika ingin melakukan renovasi, Anda bisa mengikuti aturan yang sudah diberikan oleh developer. Tak perlu kesulitan menghitung, semuanya sudah ditentukan sejak fasad bangunan dibuat.
Memiliki rumah di perumahan memang lebih praktis dari segala aspek. Memilih hunian di perumahan harus memperhatikan lingkungan dan kawasan yang strategis. Contohnya seperti di Graha Taruma.
Perumahan Graha Taruma yang Strategis

Graha Taruma adalah salah satu perumahan yang memiliki akses transportasi termudah di Tangerang Selatan. Jarak dari perumahan ini ke stasiun MRT terdekat hanya membutuhkan waktu 15 menit saja. Selain itu, ada juga jalan tol yang hanya berjarak 5 menit dari perumahan.
Perumahan milik PT Multiguna Cipta Mandiri ini menyediakan 63 unit rumah dalam 2 tipe. Kedua tipe ini yaitu Tipe Nara dengan harga 1,7 M dan Tipe Saga dengan harga 1,9 M. Bangunan di Tipe Nara memiliki luas 100m² dengan luas tanah 60m².
Bangunan di Tipe Saga memiliki luas 110m² dengan luas tanah 78m². Keduanya sama-sama dilengkapi dengan fasilitas penunjang lain yang tak kalah menarik. Mulai dari rooftop, panel surya, dan smart home sudah tersedia di Graha Taruma.
Hunian dengan konsep minimalis modern ini ditambah dengan sentuhan tropis yang sangat menawan. Anda bisa mendapatkan hunian di Tangerang Selatan hanya 1 milyaran saja yang sudah siap dihuni. Tunggu apalagi? Ayo pelajari lebih lanjut, dan Download Pricelist Graha Taruma di Sini.
Setelah mengenal dan memahami garis sempadan bangunan, kini tak perlu riasu luas bangunan tak sesuai ketentuan. Pastikan Anda mencermati tips-tips di atas agar terhindar dari pemberian sanksi oleh pemerintah.