Beli rumah atas nama suami atau istri terkadang menjadi perdebatan tersendiri dalam memulai ke rumah hunian. Bagi pasangan yang sudah menikah tentunya memiliki peluang yang sangat besar untuk melakukan pengajuan KPR. Namun, masih menjadi konflik sampai sekarang untuk pembelian rumah menggunakan nama suami atau istri, karena menjadi pertimbangan ketika nantinya bercerai.
Hal Yang Harus Dipertimbangkan Saat Beli Rumah Atas Nama Suami atau Istri
Rumah Sebagai Harta Bersama
Pada proses pembelian rumah sebenarnya tidak perlu melalui perdebatan dalam mengatasnamakan rumah menjadi nama suami ataupun istri. Ketentuan seperti ini sudah ada di dalam UU perkawinan terkait harta benda yang nantinya akan didapatkan oleh kedua belah pihak. Selama di masa perkawinan untuk pembelian rumah ini menjadi harta bersama.
Apabila nantinya pasangan ternyata harus bercerai karena masalah tertentu. Maka, terdapat pembagian untuk harta gono gini dengan menyesuaikan ketentuan hukum yang ada di Indonesia. Jika dari salah satu pihak ternyata merasa dirugikan atas harta yang dimiliki, tetap bisa melakukan pengajuan gugatan hukum.
Baca Juga: (Cek Keuntungan dan Kerugian Beli Rumah Baru Atau Over Kredit)
Pencari Nafkah Sebagai Pemilik Atas Nama Rumah
Rumah yang dimiliki setelah menikah memang dijadikan sebagai harta bersama. Akan tetapi, di dalam ketentuan dan aturan dari perbankan ini harus menjadi pertimbangan tersendiri baik suami ataupun istri.
Biasanya dari pihak bank akan meminta untuk tulang punggung keluarga menjadi pihak yang memegang status kepemilikan atas rumah. Hal ini bisa dipertimbangkan jika memang istri tidak bekerja dan memfokuskan dirinya pada urusan rumah tangga.
Sehingga untuk atas nama rumah bisa menggunakan nama dari suami. Pertimbangan ini berhubungan langsung dengan ketentuan dari perbankan serta pembayaran asuransi cicilan yang sudah ditentukan.
Jika nantinya suami meninggal dunia, secara otomatis untuk pembayaran angsuran harus dilakukan pelunasan dari pihak asuransi yang bersangkutan. Sementara itu, istri memiliki hak penuh atas hak waris dari rumah yang menggunakan atas nama suami.
Istri yang sebelumnya memang tidak bekerja tentunya akan lebih sulit guna mendapatkan dana dalam melunasi pembayaran angsuran. Dengan demikian, pertimbangan ini harus dipikirkan secara matang jika memang istri tidak memiliki penghasilan untuk mendukung pembayaran cicilan.
Pada kondisi seperti ini justru akan membahayakan guna melanjutkan pembayaran angsuran KPR jika tidak berpenghasilan tetap. Hal ini berbeda ketika istri memiliki keputusan untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan lebih besar. Maka, pada proses pembelian rumah bisa mengatasnamakan istri karena bisa menunjang pembayaran cicilan di perbankan.
Dalam pembelian rumah tidak perlu dibuat bingung karena bisa memilih pencari nafkah utama dalam keluarga tersebut untuk mengatasnamakan rumah. Sehingga bisa menunjang ketentuan dari bank ketika mengajukan KPR untuk pembayaran sistem cicilan.
Alternatif untuk Join Income
Lebih baik beli rumah atas nama suami atau istri sering menjadi perdebatan antara kedua belah pihak untuk mendapatkan tempat tinggal. Pada proses pembelian rumah menggunakan sistem KPR tetap bisa menggunakan nama suami ataupun istri.
Pertimbangan ini dengan melihat bagaimana penghasilan yang didapatkan dan kemampuan untuk membayar angsuran setiap bulan. Apabila dari kedua belah pihak ini bekerja dan mendapatkan penghasilan tetap.
Sebaiknya alternatif pilihan yang dapat digunakan dengan memanfaatkan skema joint income ketika ingin melakukan permohonan pengajuan KPR. Dengan penggunaan joint income ini memiliki peluang yang sangat besar supaya nantinya bisa mendapat persetujuan dari bank.
Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwasanya dari setiap perbankan juga memiliki persyaratan dan ketentuan yang berbeda dalam menjalankan skema joint income. Sehingga perlu melakukan pengecekan terhadap persyaratan yang menjadi ketetapan untuk pengajuan KPR melalui skema joint income.
Pentingnya Memiliki Rumah Sesudah Menikah
Belajar Hidup Mandiri dengan Pasangan
Sebaiknya beli rumah atas nama suami atau istri dengan melihat pihak mana yang menjadi tulang punggung keluarga. Memiliki rumah hunian setelah menikah memang sebaiknya harus dilakukan supaya tidak harus mengontrak atau tinggal bersama orang tua.
Ketika telah mempunyai rumah sendiri sesudah menikah bisa menjalankan hidup lebih Mandiri dan tidak bergantung pada orang tua. Pasangan dapat bekerja sama untuk mengurus rumah dan tidak hanya fokus pada pekerjaannya masing-masing. Menjalankan pekerjaan rumah juga bisa membantu dalam meningkatkan keharmonisan pada rumah tangga yang baru terjalin.
Tidak Ada Ikut Campur dari Orang Tua
Apabila sudah menjalin hubungan suami dan istri memang tidak akan menutup kemungkinan akan memicu timbulnya perdebatan dan pertengkaran. Hal ini sebenarnya sudah biasa terjadi dalam hubungan rumah tangga, namun pada beberapa pasangan tidak bisa mengendalikannya dengan baik.
Sehingga menimbulkan percekcokan yang tidak sepantasnya untuk didengarkan oleh orang lain. Jika sudah memiliki rumah hunian sendiri, saat terjadi pertengkaran tentunya tidak harus membuat orang tua ikut campur dalam masalah urusan rumah tangga.
Memiliki Investasi Jangka Panjang
Pembelian rumah hunian ketika telah menikah dapat dijadikan sebagai investasi jangka panjang yang menjanjikan. Hal ini memang sangat menguntungkan karena harga rumah dan tanah terus mengalami kenaikan seiring berjalannya waktu. Apabila sudah memiliki rumah dalam beberapa tahun ke depan akan merasakan peningkatan dalam nilai investasi terhadap rumah hunian tersebut.
Sehingga pertimbangkan ketika sudah menikah untuk mendapatkan rumah, tidak hanya sebagai hunian namun juga investasi masa depan. Rumah nantinya akan memberikan keuntungan tersendiri bagi pemiliknya jika dijadikan sebagai investasi.
Dapat Mengatur Barang dengan Mudah
Ketika memiliki rumah hunian sendiri tentunya pasangan yang sudah menikah bisa melakukan pengaturan terhadap barang di rumah tersebut. Sehingga tidak ada keterlibatan untuk mengurus kebutuhan perabot rumah tangga bersama orang tua lagi.
Pasangan baru bisa menyesuaikan dengan penerapan dekorasi sesuai dengan keinginan. Hal ini tentunya memberikan keuntungan tersendiri supaya lebih leluasa dalam menciptakan nuansa rumah hunian yang nyaman. Mendingan beli rumah atas nama suami atau istri tetap bisa dikompromikan dengan baik supaya tidak menimbulkan perdebatan.
Perumahan Graha Taruma Cocok Untuk Pasangan Muda
Mendapatkan rumah yang akan dijadikan sebagai tempat tinggal sebenarnya sangat mudah. Akan tetapi, tidak semua dari perumahan yang ditawarkan oleh developer tersebut mengutamakan segi kenyamanan yang dibutuhkan oleh calon pembeli rumah.
Sekarang ini ketersediaan untuk perumahan terus mengalami peningkatan dengan menyesuaikan kebutuhan rumah hunian bagi pasangan baru yang telah menikah. Seperti halnya perumahan yang dihadirkan oleh PT Multiguna Cipta Mandiri yang sangat cocok untuk kaum milenial.
Perumahan tersebut adalah Graha Taruma dengan lahannya seluas 7.100 m2. Graha Taruma menjadi salah satu perumahan yang berada di Tangerang Selatan dengan ketersediaan 63 unit untuk dijadikan sebagai tempat tinggal.
Rumah membawa konsep minimalis modern sebagai hunian bagi kaum milenial dengan tingkat kenyamanan yang sudah diatur sedemikian rupa. Keunggulan perumahan elit ini menyediakan dua tipe yaitu tipe Saga dan tipe Nara yang dapat dijadikan pertimbangan untuk tempat tinggal.
Rumah di Jakarta cuman 1 milyaran ini menciptakan desain khas modern tropic yang terlihat lebih menarik dan tetap menonjolkan sisi fungsional. Kelengkapan fasilitas tambahan yang diberikan pada setiap unit rumah adalah rooftop yang nyaman untuk digunakan bersantai. Download Pricelist Graha Taruma di Sini.
Graha Taruma menjadi hunian impian masa depan yang ditunjang dengan fasilitas memadai untuk dimanfaatkan oleh setiap penghuni rumah. Keunggulan dari perumahan elit ini adalah lokasinya berada di area strategis yang memberikan daya tarik tersendiri. Lokasi dari perumahan juga berdekatan dengan fasilitas umum berupa stasiun MRT dan jalan tol.
Itulah pertimbangan beli rumah atas nama suami atau istri yang bisa dikompromikan dengan baik. Bagi pasangan baru memang sebaiknya memiliki rumah hunian sendiri untuk dijadikan investasi masa depan.
