Perbedaan properti syariah dan konvensional dalam pembelian rumah memang menjadi pilihan tersendiri bagi calon pembeli. Keduanya memiliki perbedaan tidak hanya dari segi keunggulan, namun juga kekurangannya. Di Indonesia sendiri sudah banyak properti syariah hingga konvensional yang dapat dijadikan pilihan ketika ingin membeli rumah.
Inilah Perbedaan Properti Syariah dan Konvensional Ternyata Cukup Banyak
- Cara Pembayaran
Pada sistem pembayaran untuk pembelian properti syariah tidak memiliki ketergantungan terhadap tingkat suku bunga yang ditawarkan. Hal ini tentunya berbeda dengan skema konvensional yang cenderung banyak menerapkan suku bunga mengambang.
Sebab, besaran dari harga properti tersebut sudah memiliki ketetapan sejak awal sampai nanti masa pembayaran cicilan dilunasi. Dalam menjalankan bisnis properti syariah tentunya tidak akan menerapkan adanya istilah bunga dari skemanya. Properti syariah cenderung menggunakan sistem bagi hasil dalam mendapatkan keuntungan pada proses pinjaman.
Baca Juga: (Ketahui Cara Menghitung Bunga KPR Fixed Sebelum Mengajukan Pinjaman)
- Pihak yang Terlibat
Dalam menjalankan bisnis properti konvensional terdapat tiga pihak utama yang terlibat seperti halnya bank, developer hingga konsumen. Pada konsep ini tidak sama dengan bisnis properti yang telah dikembangkan belakangan ini. Salah satunya bisnis properti syariah yang cenderung menerapkan prinsip transaksi jual beli dari pihak konsumen dan developer harus dilakukan secara langsung.
Akan tetapi, sekarang ini juga banyak di antara para developer properti syariah yang mengikutsertakan adanya lembaga keuangan syariah untuk dijadikan mediator. Terlebih untuk beberapa konsumen yang ingin melakukan pembelian properti dengan menggunakan sistem kredit.
3. Cara Bertransaksi
Menjalankan bisnis properti syariah lebih mengedepankan dengan penerapan perjanjian atau akad ketika melakukan kegiatan transaksi peminjaman. Dalam hal ini terdapat sejumlah jenis akad yang banyak diterapkan dengan pembelian rumah menggunakan sistem properti syariah.
Beberapa akad tersebut diantaranya ijarah, murabahah, ijarah muntahua, hingga musyarakah mutanaqishah. Sedangkan, dalam penerapan transaksi yang menggunakan jenis bisnis properti konvensional hanya menggunakan adanya sebuah perjanjian pada proses pinjaman untuk transaksi jual beli.
- Kepemilikan
Perbedaan properti syariah dan konvensional yang perlu diketahui salah satunya dari segi kepemilikannya. Apabila dari pihak pembeli tersebut tidak dapat melakukan pemenuhan atas kewajiban dalam pembayaran pinjaman rutin. Khususnya ketika sudah terdapat kesepakatan terhadap jangka waktu yang harus dipenuhi untuk pembayaran angsuran.
Maka, properti yang dijadikan bisnis tersebut bisa dilakukan penyitaan oleh pihak perbankan yang nantinya akan dilakukan pelelangan untuk sistem konvensional. Hal ini berbeda dengan penerapan prinsip properti syariah yang tidak membenarkan adanya sistem penyitaan properti dari pemiliknya.
Pada saat dari konsumen tersebut tidak sanggup untuk melakukan pembayaran angsuran setiap bulan. Maka, dari pihak developer juga memberikan penawaran terhadap konsumen supaya nantinya bisa menjual rumah yang ditinggalinya tersebut. Dalam proses penjualan rumah dapat dilakukan secara mandiri ataupun meminta bantuan kembali dari developer yang bersangkutan.
Ada saat pemilik properti sudah menjual rumah, maka nantinya dapat digunakan untuk melakukan pembayaran terhadap sisa cicilan utang rumah pada pihak developer. Sehingga tidak ada konsep penyitaan dan hanya pemenuhan terhadap kewajiban pembayaran angsuran secara rutin sesuai dengan kesepakatan.
5. Administrasi
Apa perbedaan properti syariah dan konvensional ini terlihat dari segi administrasinya. Dari pihak developer properti yang menggunakan konsep syariah biasanya akan memberikan penawaran yang lebih mudah dalam menjalankan kegiatan transaksi jual beli.
Dari pihak konsumen itu sendiri tidak mewajibkan untuk melakukan BI checking ketika mengajukan pinjaman kredit untuk pembelian rumah. Selain itu, dari pihak perbankan juga tidak melakukan ataupun meminta untuk pemeriksaan terhadap historis pinjaman. Khususnya milik nasabah yang biasanya itu merupakan tugas dari bank Indonesia.
Pada konsep seperti ini tidak berlaku untuk properti syariah, dan lebih diperlakukan terhadap developer properti konvensional. Dengan begitu, untuk prosesnya sendiri cenderung lebih panjang karena harus melakukan rangkaian proses pengecekan.
- Pengenaan Denda
Dalam menjalankan prinsip bisnis pada properti konvensional, dari pihak konsumen tersebut juga bisa dikenakan denda. Hal ini terjadi ketika melakukan keterlambatan pembayaran atas angsuran setiap bulan. Konsumen yang terlambat dalam membayar cicilan properti untuk jumlah tertentu pastinya terdapat denda yang harus dibayarkan.
Akan tetapi, pada sistem seperti ini tidak diberlakukan dalam menjalankan bisnis properti syariah. Hal ini dikarenakan, untuk sistem denda bagi properti syariah merupakan bentuk riba yang tidak diperbolehkan dan bertentangan dengan ketentuan syariah.
Pada bisnis properti syariah hingga konvensional memang memiliki perbedaan mulai dari keunggulan dan kekurangannya. Akan tetapi, penerapan kedua sistem untuk memiliki properti tentunya dapat dijadikan sebagai investasi jangka panjang yang menjanjikan di masa depan.
7. Asuransi
Developer properti konvensional cenderung menerapkan untuk konsumen memiliki asuransi ketika melakukan pembelian rumah hunian. Adanya asuransi ini memiliki fungsi sebagai bentuk jaminan terhadap keamanan yang nantinya bisa didapatkan oleh pemilik properti itu sendiri.
Konsep seperti ini berbeda dengan sistem properti syariah yang tidak menawarkan asuransi terhadap setiap konsumennya. Hal ini dikarenakan, pada skema properti syariah untuk penggunaan asuransi ini berisiko terlibat dalam riba. Bahkan, penggunaan asuransi merupakan bentuk judi yang diharamkan dan tidak sesuai dengan ketentuan dari syariat Islam.
Dalam konsep syariat untuk perumahan syariah biasanya menggunakan akad di dalam asuransi sehingga tidak dalam bentuk jasa ataupun harta, namun lebih cenderung risiko. Hal ini menjadi perbedaan properti syariah dan konvensional yang bisa dikenali oleh konsumen yang ingin melakukan pembelian rumah untuk hunian atau investasi.
Perumahan Graha Taruma Desain Khas Modern Tropic
Hadirnya developer perumahan sudah sangat banyak dan bisa memilih salah satu untuk mendapatkan perumahan sebagai hunian di masa depan. Banyak di antara kalangan developer yang memberikan penawaran menarik terhadap desain rumah salah satunya konsep minimalis modern.
Hal ini diterapkan oleh developer PT Multiguna Cipta Mandiri dengan menghadirkan perumahan Graha Taruma di kawasan Tangerang Selatan. Perumahan yang satu ini tidak hanya unggul dari segi konsep minimalis modernnya, Akan tetapi, juga memberikan kenyamanan supaya penghuni rumah betah tinggal di perumahan Graha Taruma.
Unit rumah yang dihadirkan oleh Graha Taruma tersedia dua tipe yaitu tipe Saga dan tipe Nara. Setiap masing-masing tipe tersebut memiliki perbedaan yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan pemilihan unit rumah.
Perumahan Graha Taruma memiliki luas lahan sekitar 7.100 m2. Selain itu, untuk ketersediaan dari unit rumah tersebut ada 63 dengan konsep yang sama yaitu minimalis modern. Desain yang ditampilkan pada Graha Taruma mempunyai desain khas modern tropic yang terlihat lebih menarik dan juga fungsional.
Rumah di Jakarta cuman 1 milyaran ini menjadi salah satu perumahan efisien karena terdapat tambahan fasilitas berupa rooftop. Hal ini tentunya memberikan kenyamanan bagi setiap penghuni rumah ketika ingin bersantai menikmati lingkungan sekitar yang nyaman berada di area.
Adanya perumahan premium ini juga sudah dilengkapi fasilitas memadai yang nantinya dapat menunjang dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Keberadaan lokasi dari perumahan Graha Taruma juga terbilang sangat strategis. Graha Taruma berada di kawasan dengan aksesibilitas mudah untuk menuju fasilitas umum berupa pintu masuk jalan tol dan stasiun MRT.
Itulah sejumlah perbedaan properti syariah dan konvensional yang dapat dipertimbangkan dalam menjalankan kegiatan investasi. Kedua konsep properti tersebut memiliki perbedaan yang signifikan sehingga bisa memilih salah satu yang menguntungkan.