Struktur Atap Pelana

Ada beberapa tipe struktur konstruksi atap bangunan yang tergantung bentuk dan modelnya, salah satunya adalah struktur atap pelana. Struktur tersebut memiliki karakteristik yaitu dua sisi miring yang bertumpu di satu titik. Lalu disokong oleh tembok yang pada umumnya memiliki bentuk segitiga.

Struktur atap yang satu ini pada umumnya diterapkan pada sebuah bangunan yang berbentuk persegi panjang. Selain itu juga, mengingat atap ini bentuknya fleksibel, membuatnya dapat diterapkan di sejumlah bentuk bangunan. Atap ini memiliki struktur yang stabil dan kuat ketika menahan beban karena itulah perhitungannya harus dilakukan dengan benar.

Cara Menghitung Struktur Atap Pelana

Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menghitung atap pelana ini. Yang pertama adalah menghitung atap pelana melalui sebuah gambar. Gambar yang cocok dan akurat untuk diterapkan merupakan denah, tampak, atau gambar potongan. Yang perlu dilakukan hanyalah mengukur panjang miring struktur atap pelana, lalu kali dengan lebarnya, kemudian tambah tritisan atap apabila ada.

Misalnya, panjang kemiringan dari atap adalah 6,5 meter. Lalu gunakan program AutoCAD untuk menghitungnya. Atau gunakan penggaris untuk mengukurnya apabila memiliki gambar dari hasil print. Pastikanlah print tersebut memiliki skala yang pas agar proses pengukuran tidak salah.

Dengan lebar atap 5,5 meter, maka rumus yang digunakan untuk menghitung luas atap adalah: 6,5 m x 5,5 m x 2 = 71,5 m2.

Baca Juga: (Ukuran Baja Ringan Untuk Atap)

Cara yang kedua bisa dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menghitungnya sudah pasti Anda memerlukan tenaga ahli untuk menghitungnya. Tenaga ahli sudah dapat mengukur secara langsung dan Anda dapat menghitung luasnya apabila kuda-kuda beton dan gunungan atap sudah jadi.

Misal, lebar atap 7 meter dan panjang kemiringan atap 6,9 meter. Namun yang perlu diperhatikan adalah bangunan tidak memiliki tritisan atap. Oleh karena itu lebar atap akan sama dengan lebar bangunan. Perhitungan untuk luas atap adalah sebagai berikut:

6,9 meter x 7 meter x 2 = 96.6 m2

Mengingat atap pelana memiliki 2 sisi, maka harus dikalikan dengan angka 2. Keuntungan melakukan perhitungan dengan cara kedua ini adalah perhitungannya lebih pas dan akurat. Hal tersebut terjadi karena tenaga ahli langsung menghitungnya secara langsung ke lapangan menggunakan meteran.

Oleh karena itu, jika terdapat perbedaan antara realita dan gambar, anda dapat melakukan antisipasi agar tidak salah dalam hal perhitungan. Lalu, perhitungan secara langsung tersebut pas diterapkan pada hunianyang akan direnovasi. Contohnya ketika akan diganti atapnya, sehingga mendapatkan ukuran yang pas.

Selain itu, cara perhitungan yang kedua ini tidak pas apabila diterapkan ketika mendirikan rumah dari awal. Rumah baru sudah pasti telah digambar dan direncanakan dari awal. Oleh karena itu, Anda tentu saja harus melakukna persiapan terkait soal kebutuhan atap sejak awal sebelum proses pemasangan.

Tipe Model Atap Pelana

  1. Cross Gable

Jenis cross gable atau yang disebut pelana silang memiliki karakteristik dua garis atau lebih atap dengan bentuk pelana yang saling berpotongan atau bersilangan. Tipe ini acap kali diterapkan pada bangunan besar seperti sekolah, gereja dan lain sebagainya.

  1. Dutch Gable

Tipe dutch gable atau pelana bertingkat adalah model struktur atap pelana yang mempunyai puncak atap yang bagian atasnya memiliki kotak kecil. Tipe ini acap kali digunakan pada hunian dengan gaya Belanda atau Eropa.

  1. Front Gable

Front Gable atau pelana depan merupakan sebuah model atap pelana yang sering digunakan mengingat pemasangan dan perancangan tidak rumit. Atap ini mempunyai tingkat kemiringan yang sama di kedua sisinya. Selain itu pada sisi depan bangunan terdapat puncak atap.

  1. Square Gable

Square Gable atau pelana kotak merupakan tipe atap pelana yang memiliki bentuk segitiga model memanjang yang memiliki ekstensi menyambung. Tipe ini acap kali diterapkan pada sejumlah bangunan modern seperti bangunan komersil atau gedung perkantoran.

Keuntungan Penggunakan Atap Gaya Pelana

  1. Desainnya Menarik

Keuntungan menggunakan model atap pelana salah satunya adalah mendapatkan desain yang menarik. Bentuknya yang segitiga simetris memunculkan tampak yang klasik dan elegan pada sebuah bangunan. Desain ini cukup fleksibel dan bisa diterapkan pada sejumlah tipe model bangunan seperti tradisional, klasik, modern atau bangunan yang menonjolkan desain unik.

  1. Perputaran Udara Sempurna

Atap pelana juga memiliki sirkulasi udara yang sempurna pada bagian dalam bangunan. Mengingat atapnya yang miring, udara panas yang ada di dalam bangunan akan naik dan keluar via corong udara yang ada di puncak atap.

Untuk itu, atmosfer yang ada di dalam sebuah bangunan menjadi semakin nyaman dan sejuk walaupun kondisi matahari dan cuaca sedang panas. Oleh karena itu, model atap ini pas diterapkan di area tropis dengan beriklim panas.

  1. Mampu Menahan Beban Berat

Atap pelana memiliki struktur yang stabil sehingga dapat menahan beban berat yang diakibatkan cuaca ekstrim seperti hujan, angin, salju dan lain-lain. Oleh karena itu, atap pelana sering diterapkan di sejumlah Negara yang beriklim dingin dan memiliki musim salju.

Hal tersebut terjadi karena atap memiliki kemiringan yang sangat curam. Oleh karena itu beban langsung terhempas ke bawah tanah. Atap pelan ini juga bisa diterapkan menggunakan rangka atap yang kokoh dan dapat menahan beban berat.

  1. Sistem Drainase Efektif

Atap pelana juga memiliki ciri khas yaitu bentuk segitiga yang memiliki tingkat kemiringan sangat curam. Oleh karena itu, air hujan bisa mengalir dengan lancar ke bawah melalui sistem drainase.

Atap pelana pun lebih efektif ketika menanggulangi masalah air yang menggenang atau kebocoran dalam bangunan. Sistem drainase itu menjadikan atap pelana tahan lama hingga bertahun-tahun lamanya.

  1. Memunculkan Cahaya Natural

Selain sirkulasi udara yang cukup efektif, struktur atap pelana miring ini menyokong pencahayaan natural di dalam bangunan. Mengingat sisi atapnya lebih tinggi, maka bisa diletakkan skylight atau jendela atap agar sinar matahari masuk ke dalam.

Sinar natural tersebut membuat Anda dapat mengurangi penggunaan listrik sehingga rumah Anda ramah lingkungan. Jika penggunaan energi berkurang, maka Anda tak perlu mengeluarkan biaya pembayaran listrik yang tinggi.

Cluster Casa de Ramos Gaya Klasik Nan Mewah

Perumahan dengan konsep klasik namun tetap menunjukkan sisi modern belakangan banyak dicari oleh milenial. Oleh karena itu, Casa de Ramos hadir untuk menjawab pertanyaan banyak orang akan sebuah hunian yang nyaman dan modern.

Selain konsepnya yang modern dan klasik, letak Casa de Ramos yang sangat strategis membuatnya mudah untuk dijangkau. Cluster yang dekat dengan akses tol dan juga fasilitas MRT menjadi sebuah keunggulan tersendiri dibandingkan perumahan lain.

Fasilitas yang ditawarkan pun cukup menarik seperti panel surya, smart home dan halaman yang luas. Rumah dekat Jakarta hanya 2 miliaran ini menawarkan dua tipe hunian yaitu tipe La Rosa dan tipe Jasmin.

LEAVE A COMMENT

Your email address will not be published. Required fields are marked *